Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Saling Menghargai Itu Tidak Merugikan

Saling Menghargai Itu Tidak MerugikanDewasa ini, pemikiran para siswa maupun mahasiswa sangat berkembang pesat. Hal ini tentu saja dipengaruhi oleh pertumbuhan Internet di Indonesia, Aceh khususnya. Mulai dari kualitas jaringan, sampai pada harga yang ditawarkan oleh provider. Informasi yang diperoleh pun sangat beragam, mulai Facebook, Twitter, Blog, ataupun media informasi lainnya yang ada di internet.

Berbahagiakah kita???

Saya menjawab, tidak 100% bahagia. Mereka memang sangat mungkin mendapatkan informasi dari internet. Namun, mereka menyerap apapun informasi yang ada di internet tanpa memfilternya. Ada kalimat “loe gue end”, mereka ikuti. Ada kebiasaan dugem, mereka jalani. Bahkan, ada kebiasaa Putus Nyambung…Mereka juga ikuti! Nauzubillah.

Selanjutnya, dampak negatif ini juga diperparah oleh kebiasaan “ngikut trend” yang dimiliki oleh kebanyakan mereka, karena kalau tidak “ngikut trend”, tidak “gaul”. Padahal entah “trend” apa yang mereka ikuti. Yang penting “nge-trend”.

Hilangnya Rasa Ingin Menghargai

Dalam konteks tulisan kali ini, saya mengkhususkan pada hilangnya rasa ingin menghargai. Nah, jika ada orang bertanya, “Apa hubungan nge-trend dengan Rasa Saling Menghargai????””. Saya jawab, ADA. Seperti yang sudah saya katakan di atas. Kurangnya filter yang dimiliki oleh seseorang dalam menjelajahi dunia internet, biasanya membuat mereka “gampang” dalam menerima segala informasi.

Contoh, anak-anak yang sering bermain game online, sering mengeluarkan kata “cacat”, ataupun “dasar cacat”. Hal ini juga berlaku dalam kehidupan sehari-harinya. Ketika di rumah, ada adik ataupun kakaknya yang melakukan kesalahan, pasti langsung di bilang, “Cacat, itu aja tidak bisa”. Kalau hal ini di dengar oleh ibunya yang baik hati, pasti si anak akan ditempeleng. Masak anaknya di bilang cacat oleh anaknya sendiri. Akan tetapi, apabila ada ibu-ibu yang membaca tulisan ini “don’t try this at home”-lah, ataupun “bek neucuba di rumoh”.

Nah, apabila si anak tumbuh dalam keadaan seperti ini, tentu saja dia akan menjadi pribadi yang sombong saat dewasa. Kalau sudah sombong, jangankan manusia, lalatpun tidak mau mendekati, kecuali manusia dan lalat yang juga sombong!.

Sebenarnya, Apa Sikap Saling Menghargai Itu??

Saling menghargai adalah sikap toleransi sesama umat manusia, menerima perbedaan antara setiap manusia sebagai hal yg wajar, dan tidak melanggar hak asasi manusia lain.

Sikap ini adalah sikap damai, dimana seseorang menganggap keberadaan org lain sebagai bagian dari lingkungan, sama seperti dirinya. Tidak saling bermusuhan dan merugikan antar sesama manusia. Tidak membeda-bedakan warna kulit (ras), tidak menganggap bahwa dirinya adalah manusia yg paling hebat dibandingkan manusia lain dan tidak menganggap manusia lain itu lebih rendah dari dirinya.

Sungguh indah jika semua manusia bisa saling menghargai.

Saling Menghargai Itu Tidak Merugikan

Sebelum saya menjelaskan tentang subjudul ini,ada baiknya kamu pahami beberapa pernyatan berikut.

  • Menunjukkan bahwa Saling Menghargai itu Tidak Merugikan.

Orang Lain Menghargai Kita

karena

Kita Mampu Menghargai Diri Sendiri

disebabkan

Kita Bisa Menghargai Diri Sendiri.

 

  • Justru, jika kita tidak menghargai orang lain, maka kita akan rugi.

Dihindari Teman dan Orang Lain

disebabkan

Tidak Mampu Menghargai Orang Lain

karena

Tidak Bisa Menghargai Diri Sendiri

artinya

Ureung Seudee (dalam bahasa Indonesia artinya Orang Gila Tingkat Dewa, mamaknya Gila)

Nah, dari dua pernyataan di atas, saya harap kita semua tahu apa efek negatif dari sifat tidak menghargai orang lain atau suka merendahkan orang lain. Karena sungguh, tidak hanya manusia yang tidak suka sifat ini, Allah pun membencinya.

Janganlah kita lebih rendah dari binatang, karena tidak mampu menghargai orang lain. Karena memang binatang tidak diajari cara menghargai. Apalagi yang sudah “MAHA”siswa. Pemahaman dan penerapan dari sikap ini sangat perlu dalam kehidupan sehari-harinya.

Tak sulit untuk mengatakan, “Kerjamu bagus”. “Prestasimu luar bisa”. “Semoga Sukses ya”. Ataupun, yang paling mudah, kita mendengar ketika ada orang lain berbicara, jangan sampai orang baru saja membuka mulutnya untuk mengatakan sesuatu, kita sudah memotong dan menyalahkannya (nyerocos aja)..Sungguh Terlalu.

Sebenarnya, masih banyak contoh dari sikap saling menghargai. Namun, untuk permulaan, marilah kita memulainya yang seperti ini dulu. Gampang tapi Susah, bagi yang seudee…

Hendra Yulisman
Hendra Yulisman Alumni LPDP PK 41 - Catureka Mandala. Seorang Pengajar yang sedang Belajar. Softcore gamer. Sangat tertarik dengan IT, Mikrobiologi dan Media Pembelajaran.

2 komentar untuk "Saling Menghargai Itu Tidak Merugikan"

  1. hoho, mantap boz..awak sering ga dihargai waktu nanya2 dengan dosen, malah si kawan itu yg jawab, gua nanya sama dosen,kok dia yg jawab,ngerasa pinter tingkat apa yah dia..bertahun2 macem tu..wkwkkw

    BalasHapus