Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Perbedaan Media Selektif dengan Media Diferensial

Di dalam dunia mikrobiologi, media pertumbuhan bakteri merupakan hal yang sangat penting untuk dikenali oleh seorang peneliti maupun praktisi. Media pertumbuhan bakteri dapat dikelompokkan berdasarkan bentuk dan fungsinya. Berdasarkan fungsinya, media dapat dibagi menjadi media basal (media dasar), media selektif, media diferensial, media diperkaya (enrichment), dan media uji. Pada kesempatan kali ini, saya hanya membahas perbedaan media selektif dan media diferensial saja, karena kedua media ini yang selalu membuat bingung pada waktu ujian. Kedua media ini sangat penting dalam proses identifikasi bakteri.

1.    Media Selektif (Selective Media)

Media selektif adalah media yang mampu menumbuhkan bakteri tertentu (bakteri target atau bakteri yang kita inginkan) dan menghambat pertumbuhan bakteri lain (bakteri non target). Kata kunci disini adalah “selektif”, yang artinya memilih. Salah satu contoh media selektif adalah Phenylethyl Alkohol Agar (PEA). PEA berfungi untuk menumbuhkan bakteri Gram positif. PEA mengandung alcohol, sehingga mampu menghambat pertumbuhan bakteri Gram negative.

2.    Media Diferensial (Differential Media)

Media diferensial berfungsi untuk membedakan karakter tertentu dari bakteri yang dekat kekerabatannya. Karakter tersebut dapat berupa warna dan bentuk dari koloni. Perbedaan karakter yang terbentuk tersebut menjadi tahap yang sangat penting dalam proses diferensiasi dan dasar untuk proses identifikasi selanjutnya.  Kata kunci disini adalah “differentiate”, yang artinya membedakan. Salah satu contoh media diferensial adalah Eosin Methylene Blue Agar (EMBA). EMB Agar berfungsi untuk membedakan bakteri yang mampu memfermetasikan dengan bakteri yang tidak mampu memfermentasikan laktosa. Jika ada jenis bakteri yang mampu memfermentasikan laktosa, maka bakteri tersebut akan membentuk warna, sedangkan jenis bakteri yang tidak mampu memfermentasikan laktosa, biasanya tidak ada warna yang terbentuk dari koloni bakteri tersebut. Contoh yang paling banyak ditemui adalah terbentuknya warna hijau metalik dari koloni E. coli.

Bentuk dan warna koloni E.coli pada media EMBA
Gambar 1. Bentuk dan warna koloni E.coli pada media EMBA (Sumber: https://www.microbelibrary.org/component/resource/laboratory-test/2869-eosin-methylene-blue-agar-plates-protocol).


Beberapa contoh media selektif dan fungsinya.

1.    Phenylethyl Alcohol Agar (PEA), berfungsi untuk menumbuhkan bakteri Gram positif dan menghambat bakteri Gram negative.
2.    Columba CNA with 5% Sheep Blood Agar, dapat juga berfungsi sebagai media diferensial, namun media ini mampu menghambat sebagian besar bakteri Gram negative.
3.    Mannitol Salt Agar (MSA), merupakan media selektif untuk menumbuhkan bakteri jenis staphylococcus.  Media MSA juga dapat berfungsi sebagai media diferensial, dimana hanya bakteri jenis S. aureus yang mampu menghasilkan warna koloni berwarna kuning dan disekitar koloni.
Contoh warna koloni bakteri yang tumbuh pada media MSA
Gambar 2. Contoh warna koloni bakteri yang tumbuh pada media MSA (Sumber: Leboffe & Pierce, 2012).
4.    MacCongkey Agar (MCA), berfungsi sebagai media diferensiasi dari golongan bakteri Enterobacteriaceae berdasarkan kemampuannya dalam memfermentasikan laktosa.
5.    Eosin Methylene Blue Agar (EMBA), berfungsi sebagai media selektif, dengan menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif. Media ini juga dapat berfungsi sebagai media diferensiasi antara E.coli dengan Enterobacter ataupun Klebsiella.

Sumber:
Leboffe, M.J., dan Pierce, B.E. 2012. Brief Microbiology Laboratory Theory & Application 2nd Edition. Englewood: Morton Publishing.
http://fire.biol.wwu.edu/brodham/biol346_S07/labman_week6.pdf.
http://www.microbelibrary.org/component/resource/laboratory-test/2869-eosin-methylene-blue-agar-plates-protocol.
Hendra Yulisman
Hendra Yulisman Alumni LPDP PK 41 - Catureka Mandala. Seorang Pengajar yang sedang Belajar. Softcore gamer. Sangat tertarik dengan IT, Mikrobiologi dan Media Pembelajaran.

7 komentar untuk "Perbedaan Media Selektif dengan Media Diferensial"

  1. Salut. . .
    walau sibuk ttp sempat menyalurkan hobi
    Artikelnya bagus sembriwing2 bg. . . .

    BalasHapus
  2. assalamualaikum, selamat pagi. saya mau bertanya apakan ada media instan untuk Azotobacter sp. , Azospirillum sp. , Bacillus sp. , Bacillus subtilis sp. , Bacillus thuringiensis sp. medium , Lactobacillus sp. , Strepromyces sp. , Saccharomyces sp , Trichoderma sp , Aspergillus sp , E.coli , E.coliform ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waalaikumsalam, wah banyak ya mba..heheh..
      Sebelumnya, saya ingin bertanya mengenai media instan itu bagaimana ya? Apakah yang sudah siap jual lalu tinggal kita pakai? Atau bahan medianya saja terus kita racik namun prosesnya tidak terlalu sulit, contohnya untuk membuat NA, kita tinggal menimbang NA Agar lalu kita campur dengan aquadest saja?
      Sekedar sharing...
      Sebagian besar bakteri yang mba sebutkan itu membutuhkan agar khusus untuk menumbuhkannya, contohnya media untuk Azotobacter, membutuhkan Azotobacter Agar (Mannitol). Azotobacter Agar itu sendiri dapat dibuat dengan komposisi bahan2 sbb: Dipotassium phosphate, Magnesium sulphate, Sodium chloride, Ferrous sulphate, dll.

      Hapus
  3. assalamulaikum , saya fitri mau bertanya . untuk media tumbuh bakteri nitrifikasi itu digunakan media apa ? dan nama medianya apa ? terimakasih :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waalaikumsalam.
      Menggunakan media kompleks dan berbentuk broth.
      Jurnal mengenai bakteri nitrifikasi sudah banyak tersedia di jurnal-jurnal nasional. Salah satunya adalah artikel berikut.
      ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI NITRIFIKASI DAN DENITRIFIKASI SEBAGAI KANDIDAT PROBIOTIK
      Yosmaniar Yosmaniar, Hessy Novita, Eri Setiadi

      Hapus
  4. Penelitian yg sy lakukan menggunakan media winogradsky cair utk mengisolasi bakteri pendegradasi amonia limbah cair pupuk urea. Media ini umum digunakan utk bakteri nitrifikasi

    BalasHapus